“Jika seseorang menodongkan pistol padamu dan kamu meminta damai, hal yang akan terjadi adalah kamu akan ditembak saat itu juga!”
Dalam banyak kasus, ancaman terbesar terhadap praktik kelompok masyarakat dalam memperjuangkan kebenarannya adalah bukan karena seberapa gencar hegemoni budaya kapitalis mengacak-acak kebenaran masyarakat tersebut yang masih bisa dikatakan cukup organik, sebab belum terdapat hubungan-hubungan kapitalis yang lebih kompleks, melainkan keorganikan itu tadi ditelanjangi pelan-pelan oleh kelompok di luarnya yang selalu saja bilang; kita sedang memperjuangkan sesuatu yang sama.
Alih-alih menawarkan metodologi dan taktik yang cukup radikal (red: mendalam/holistik), atau pendukungan pemikiran liar masyarakat, kelompok luar tadi justru menggembosinya.
Hegemoni bukanlah suatu keniscayaan. Dan suatu kelompok dapat menolaknya kapan saja, dengan cara apa saja, selagi itu menuju suatu kebebasan tanpa harus mengetahui hal itu suatu hegemoni atau bukan.
Namun pada akhirnya kelompok masyarakat tadi dilucuti keorganikannya oleh kalian yang selalu meneriakkan kebenaran dan mengaku memiliki semangat yang sama. Sayangnya tak ada pembaruan atas apa-apa yang kalian tawarkan kecuali penjinakan. malapetaka itu selalu memperbarui dirinya, sedang kita masih mengaduk kopi yang sudah basi, untuk kita minum dan rayakan ramai-ramai di tengah badai.
“Kami bukan kanan, bukan pula kiri. Kami berasal dari bawah dan kami pula yang akan menghancurkan yang di atas”
*Gambar dari dokumenter Caminando Hacia La Autonomia
Nyinyiran dari seorang yang memilih bermalas-malasan ketimbang ikut kebodohan baris-berbaris kalian.