Seniman Nyentrik Kritisi “PERUSUH” Bendungan Bener https://purworejo.sorot.co/berita-11422-link.html
Karena judul dari berita dalam foto di atas menekankan soal kritis-mengkritisi, kami ingin memulai nyinyiran ini dengan ajakan. Mari kita kritisi isi berita dengan 6 (enam) kalimat pendek + 2 (dua) kutipan tersebut yang terlihat sangat singkat, padat, dan jelas jika dibaca namun agaknya kurang jelas korelasi (hubungan) antara judul dan narasinya.
Kita kadang salah kaprah dalam memahami dan mengartikan kata “perusuh”. Menyambung pembahasan awal terkait judul berita tersebut di atas, kami hanya ingin menawarkan judul lain yang tentunya memiliki artian atau mengandung maksud kalimat yang sama.
Versi berita: Seniman Nyentrik Kritisi “PERUSUH” Bendungan Bener
Versi kami: Seniman Nyentrik Kritisi “para kelompok masyarakat yang berpandangan bahwa terdapat potensi kapitalisasi air dari berdiri dan beroperasinya Bendungan Bener, selain itu pula sarat akan pelanggaran HAM dalam proses-proses pembangunannya seperti terdapat masyarakat sekitar proyek yang terdampak masih ada yang belum menerima uang ganti rugi sedangkan lahan mereka akan-sedang-sudah dibebaskan, terlebih lagi proyek tersebut akan menggusur lahan subur sebagai lahan produktif untuk menopang kehidupan masyarakat Wadas dengan kurang-lebih terdapat 24 mata air di dalamnya seluas 1…… hektar untuk mengambil material batuannya dengan cara dibom atau diledakkan dengan dinamit, yang kesemuanya berpotensi dapat menghilangkan mata pencaharian warga, mata air, ruang hidup dan penghidupan warga masyarakat di dalamnya
Coba kita amati baik-baik antara kedua judul di atas. Bukankah keduanya memiliki arti dan maksud yang sama pula?
Jika kalian bertanya-tanya seniman nyentrik seperti apa yang ada di balik judul tersebut, silahkan cari tahu sendiri 🙂
Lagian judul berita di atas, entah mau pakai yang aslinya atau mau pakai yang versi kami tawarkan, tak menggambarkan isi dar beritanya.
Tak habis pikir, seorang seniman dalam aksi tersebut juga tak luput kami kritisi. Hehe
Dengan kostum nyentrik ala-ala rocker, si seniman menyampaikan lewat orasinya bahwa katanya,
“petani adalah pejuang yang nyata dan kebutuhan petani selain lahan ialah air.”
Seperti kita ketahui bersama, bahwa pertanian (apapun) di Bumi ini memerlukan air sebagai unsur yang penting, selain juga memerlukan lahan yang subur, ketersediaan pupuk yang mencukupi, perawatan, dan lain sebagainya.
Sebagai perumpamaan, atau yang sering para seniman sebut sebagai “analogi”, kami juga ingin mengutip kata-kata seorang maestro kebersihan lingkungan di mana tempat kami tinggal, bahwa;
“bersih-bersih lingkungan RT adalah wujud gotong royong yang nyata, dan kebutuhan kita selain lingkungan yang kotor ialah sapu dan serok. Cuman jangan lupakan juga, bahwa kita juga butuh gunting pangkas pagar, gerobak sampah, kekompakan, dan lain sebagainya agar tercipta lingkungan yang sehat dan hidup rukun nan harmonis antar tetangga.”
Menyambung kata-kata bijak si maestro kebersihan lingkungan di komplek lingkungan kami, seorang petani yang terlahir dari darah campuran antara Venezuela dan Pantai Gading juga menegaskan hal tersebut. Ia menyampaikan soal pentingnya pertanian demi keberlangsungan hidup umat manusia. Kurang lebih ia menyampaikan begini;
“Selain bersih-bersih lingkungna sekitar secara gotong royong, pertanian adalah hal yang juga penting. Petani adalah pejuang pangan untuk kehidupan. Maka ketersediaan atas lahan untuk pertanian harus tetap kita jaga dari segala marabahaya. Hak atas akses air dan pupuk harus kita perjuangkan. Hama tanaman kini menjadi masalah yang sangat serius, di mana hama sekarang tidak hanya menyerang tanaman saja, melainkan lahan-lahan kita juga mulai diserangnya, lebih dari itu para hama kapitalis yang makanannya uang pun sekarang ikut-ikutan menyerang tanah kita, hutan kita, ruang hidup kita, kehidupan kita. Tak tanggung-tanggung, hama-hama itu gemar bersekongkol dengan makelar calo tanah, pembuat surat-surat penggusuran, serta anjing-anjing loreng pesuruh perusahaan. Maka tanamkan ini baik-baik di setiap diri kalian, bahwa yang juga penting dari pertanian selain TANAH dan AIR, adalah bagaimana kita melawan para hama-hama itu, perampas-perampas itu, penggusur-penggusur itu, penjilat-penjilat itu, penambang-penambang itu, para perusak alam itu !!!”
Sebelum memutuskan kita akan bersuara untuk siapa, bijaknya cari tahu dulu lebih jauh, kenali isu dan kasusnya, siapa di balik kepentingan siapa, kepentingan siapa di balik siapa, baru kalau mau bersikap. Terakhir untuk sementara, jangan lupa mengkritisi dengan hujatan-hujatan kritis dong ah, baik lewat orasi, puisi, teatrikal, monolog, atau lainnya sesuai kegemaran masing-masing.
Jadi gitu….
Hidup seni untuk masyarakat!
Yang agamanya seni untuk seni gausah baper.